FILOSOFI DAUN KERING

FILOSISOFI DAUN KERING
OLEH: Neni Nurachman & Rita Fatimah


Sumber foto: Koleksi Pribadi Ali Elkinchi

Tinggalah
daun yang jatuh,
Terhempas,
mengering lalu hilang tanpa ada yang melihat.
Ada, aku melihatnya.
Angin membawa daun itu pergi.
Takut daun itu makin merana atas persetruan dua orang yang dia saksikan.
Biarlah angin menghempasnya di atas genangan air.
Agar daun itu mampu memberi nutrisi bagi pohon lainnya,
Sekalipun rumput liar.
Kadang demi kesetimbangan alam
sang daun memang harus hancur
Demi memupuk pohon yang menjulang tinggi
Demi menyejukan bumi
Demi menyuburkan tanah tempat berpijak setiap makhluk
Ia jatuh terhempas dan hancur
Sungguh, dia bahagia.
Setidaknya ada oksigen yang menyejukkan
Berguguranlah wahai daun
Jasamu menahan ego
Kau tak lena dalam ranum klorofilmu
Ragamu kau korbankan demi mahluk lain
Sungguh
Celaka jika kau dibakar
Takkan hadir nutrisi
Takkan tumbuh daun lain
Teriaklah engkau
Bahwa tak mau mencicip panasnya api dunia.
Dalam satu dua perjalanan
kadang hati terluka
kadang kaki terluka
kadang kepala terluka
kadang wajah terluka
Satu dua waktu kadang luluh lantah
Satu dua waktu kadang berlari.
Ingin lari tapi kaki terrantai rasa.
Kala asa trpenjara
Janganlah rindu memasung raga
Rasa tak pernah mengalah
Tapi mimpi lebih gagah dari itu
Luka
Duka
Suka
Bahagia
Hanya membuat hati pongah
Atau lemah
Tidak
Jangan engkau pilih keduanya.
Tasikmalaya, 5-12-2017
Penjuru komenan FB
#KabolMenulis23
#Day27
Moethmainnah Az-Zein
Sumber gambar: google.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Endog Lini

Review Buku Kiai Sableng Santri Gendeng

Me Time Versi 2