Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Emak v.s Emak

Gambar
Oleh: Neni Nurachman "Waduh! Pak, hati-hati!" Temanku memekik. Tak lama berdecit suara rem diinjak mendadak. Pak sopir taxi geleng-geleng kepala. Dia lap keringat di kening. "Udah lampu sen ke kiri belok ke kanan. Itu anakknya tidur gak ditali pula!" Aku mengomel. "Ibu-ibu aja jengkel ya liat temen begitu, ya Mbak?" Pak sopir menyeringai. Terlihat emak pengendara motor tadi melaju makin cepat. Seorang anak dibonceng. Kepala anak itu bergerak perlahan miring ke kanan. Makin kekanan. "Ih, menepi dulu kenapa?" Temanku berpekik. "Itu anaknya tertidur gitu. Ditali kek, berhenti dulu kek, kasian kalau dia terjatuh. Nggak takut kesenggol kendaraan lain ya?" Omelanku bervolume tinggi. Semua mata seisi taxi memperhatikan emak bermotor itu. Pak sopir mesam-mesem mendengar kami yang terus berisik. "Tapi bisa ya tuh anak dibonceng, tertidur tapi pegangan kuat." Temanku makin tajam memperhatikan. CITTTT. Lagi-lagi rem mendadak.

Me and My Student

Gambar
Oleh: Neni Nurachman Senin lalu, di sekolah ceremonial peringatan hari santri nasional. Secara sekolahanku berbasis pesantren. Hingar bingar syiar Islam. Ajang lomba antar kelas digelar. Kelas yang nggak ikutan mata lomba didenda. Ini sih biar semua partisipasi. Lah panitianya juga osis dan para santri. Semua siswa dan guru, juga staf menggunakan pakaian santri. Semua sarungan, peci hitam tentu, juga sandal. Ya, hanya di hari itu boleh sandalan seharian di sekolah. Saat rehat, aku dan siswa kelas XII IPA 1, berpose untuk mengabadikan moment. Tetep narsis dan eksis untuk dokumentasi kenangan. Semula depan perpustakaan, tapi cahaya kurang sip. Ahirnya pindah ke taman sekolah. Menuju taman meatinberjalan beberapa meter ke pintu teras. Tembok pembatas sekitar 60 cm menghalangi. Reflek atau kebiasaan, aku melangkahi tembok. Sarung ditarik. Tak masalah, training panjang masih menutup betis. Terdengar tawa tertahan dari semua murid. Sebagian mereka mengikuti caraku lompat tembok. &quo