Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Sepatu Basah Ujang

Gambar
Oleh : Nie Noor Hari berganti, liburan hampir usai. Tinggal menghitung waktu, 3 x 24 jam saja. Hiruk pikuk rumah akan berpindah ke sekolah. Seisi rumah mulai mencari seragam dan pekakas sekolah. Ade, gadis mungil kelas 3 SD tak kalah. Dia menyiapkan segala keperluan sekolah. Hari itu, dia selsai mencuci tas, sepatu dan seragam sekolah untuk seminggu telah bertengger di lemari kayu kamarnya. "Ade mah udah cuci sepatu, tas. Bukunya udah rapi, seragamnya udah diurutkan hari." Dia melapor ke ambunya. Ambu Iteung tersenyum dan mengelus kepala gadis kecil itu. "Bagus, bageur pisan putri ambu." Tak tertinggal Iteung memuji anaknya. Ade pun anteng membaca komik, sambil nonton TV. Entahlah, padahal matanya tertunduk ke komik. Tapi saat TV di ubah chanel, dia menjerit. Tak seorangpun  yang boleh mengubah chanel TV saat film kesayangannya tayang. "Ujang, udah siap juga perangkat sekolahmu?" Iteung melirik bujang tanggungnya. Dia sedang asik

RINDU EDELWIS

Gambar
Oleh : Nie_Noor Teramat terik untuk meneruskan langkah. Gadis beransel duduk di tepi koridor. Rimbun dedaunan sebuah pohon semi raksasa cukup mwnyejukan. Pasokan oksigen dapat menambah volume segar udara yang dihirupnya. Sesekali menatap jam di HP jadul warisan Kakaknya. Lima belas menit berlalu, dan tetap memaku. Sepertinya ada yang dia tunggu. "DARRRR !!!" Suara ngebas mengagetkan dia, deserati telukan keras dibahunya. "Kamuuu,,,,bikin kaget Rien aja! gimana kalo jantungku copot?gimana kalo aku pingsan?" Memekik, kaget. "Sorryy....aku ga sengaja Rien!" Sahut gadis berhijab panjang, bersepatu kets dan sama-sama menggendong ransel. "Hmm, barusan ko' Rien nunggunya.Ga apa-apa.Beneran, swear dech, cuma ini kaki ko serasa berakar ya?" Santun dibuat-buat." Rien udah lumutan tauuuuuu nunggu kamu disini!!" lanjut dengan teriakan.Kesel. "Maaf...aku terlambat, nich udah aku beliin ini, sebagai tanda maaf dariku.&quo

GURU LENTERA BANGSA

Gambar
Oleh : Neni Nurachman *) Dimuat di Surat Kabar Priangan Forum Guru Menulis (Gumeulis) Simposium kedua berlangsung meriah. Meski terasa kurang hidmat apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan tahun lalu. Simposium merupakan kegiatan puncak hajatan nasional Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbud. Kegiatan ini ajang unjuk karya guru dari berbagai jenjang pendidikan. Simposium ditujukan untuk menstimulus agar guru mampu dan menyukai berkarya melalui karya tulis.             Tema guru mulia karena karya, ini menunjukan harapan dari pemerintah, bahwa kemuliaan guru adalah karena karyanya. Karya secara tertulis maupun karya berupa kinerja baik. Simposium hanya salah satu kegiatan yang diperuntukan guru oleh pemerintah. Hajat tahunan ini dilaksanakan puncaknya dalam peringatan Hari Guru Nasional.             Karya guru tak hanya berupa  tulisan. Guru mendidik dengan  sepenuh hati, menebarkan nilai-nilai karakter baik kepada para siswa. Mengajar dengan sabar, telaten membim

UCAPAN BAIK

Gambar
Oleh: Nie Noor Kami menembus dingin dan kabut pagi buta. Jalanan masih relatif sepi, untuk ukuran kota Bandung.  Kami diantar suaminya Ev untuk mencari dan menemukan lokasi seminar. Sepanjang perjalanan kami asyik mengobrol dengan antusias. Obrolan ringan para emak yang menitipkan anak-anak pada suami atau mertua atau adik, demi memperolah bongkahan ilmu berharga yang tak bisa kami dapati di Kota Kecil kami. Sesampai di lokasi, kami pun turun dan pengantar pun berlalu menuju rentetan agenda mereka.  Kami celingukan, arena masih sepi.  Pahlawan keamanan (baca:satpam) dan  pahlawan kebersihan, itu yang kami temui. Masih sepi,mungkin para panitia belum datang karena mempersiapkan semuanya hingga larut. Suara vocal group bersahutan, bersumber dari perut kami. Kami duduk di halaman lapang nan sejuk, dan rimbun.Lebih terasa menggigil dan gelap. Terlalu pagi kami datang.  Kami menunggu,, sambil melakukan rukun wajib kunjungan tempat baru, njepret..njempret..  Selfie. Satu persatu

PINTU INSPIRASI DI TWC BATCH 6

Gambar
Oleh : Neni Nurachman #Day_1 Jauh dijugjug, anggang diteang . Hasil merayu dengan berjuta jurus, hingga dapat mengikuti pelatihan TWC Batch 6. Berangkat dari rumah sekitar pukul 11 malam. Aku berangkat menggunakan jasa travel. Aku pikir travel pengangkut penumpang, ternyata ini travel biasa melayani pengiriman barang bersama kiriman barang juga. Lumayan sesak dan kurang nyaman di dalamnya. Sudahlah, abaikan keadaan travel. Yang terpenting Aku sudah bisa datang dengan izin presiden rumah tangga. Sesampai di wisma, panitia telah mempersiapkan kami yang tiba dini hari. Om Jay, begitu sapaan untuk beliau, menempatkan kami untuk beristirahat. Tanpa di introgasi terlebih dahulu. Subhanalloh , ditengah negeri penuh prasangka, beliau husnuzdon pada setiap calon peserta. Bagaimana jika ada penyelundup? Ah, itu sekedar pemikiran negatif Aku. Perlahan teman sekamar lengkap menjadi empat orang. Aku bersama Niar dari Bandung, Bu Ana dcan Bu Tuni dari Bogor. Semua ramah, bersahabat dan