Emak v.s Emak

Oleh: Neni Nurachman

"Waduh! Pak, hati-hati!" Temanku memekik.

Tak lama berdecit suara rem diinjak mendadak. Pak sopir taxi geleng-geleng kepala. Dia lap keringat di kening.

"Udah lampu sen ke kiri belok ke kanan. Itu anakknya tidur gak ditali pula!" Aku mengomel.

"Ibu-ibu aja jengkel ya liat temen begitu, ya Mbak?" Pak sopir menyeringai.

Terlihat emak pengendara motor tadi melaju makin cepat. Seorang anak dibonceng. Kepala anak itu bergerak perlahan miring ke kanan.
Makin kekanan.

"Ih, menepi dulu kenapa?" Temanku berpekik.

"Itu anaknya tertidur gitu. Ditali kek, berhenti dulu kek, kasian kalau dia terjatuh. Nggak takut kesenggol kendaraan lain ya?" Omelanku bervolume tinggi.

Semua mata seisi taxi memperhatikan emak bermotor itu. Pak sopir mesam-mesem mendengar kami yang terus berisik.

"Tapi bisa ya tuh anak dibonceng, tertidur tapi pegangan kuat." Temanku makin tajam memperhatikan.

CITTTT. Lagi-lagi rem mendadak. Kali ini tak hanya taxi yang kami tumpangi. Beberapa kendaraan lain melakukannya. Emak itu membelokkan motor ke kiri, masuk area perumahan. Terlihat lampu sen kanan menyala.

"OH PANTESAN. TANGAN ANAK ITU DIPEGANGIN." Aku memekik.

"Hebat ya dia, mengendalikan motor dengan tangan kanan. Tangan kiri megangin tangan anaknya." Temanku terkagum.

"THE POWER OF EMAK!" Teriak kami berdua.

Pak sopir hanya menyeringai. Heran pada kelakuan emak pengendara motor, juga para penumpang taxi ini.

😂😂😂😂

#KabolMenulis23
#Day2

Sumber foto : www.google.com

FR: Moethmainnah Az-Zein

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Endog Lini

Review Buku Kiai Sableng Santri Gendeng

Me Time Versi 2